search
Sekolah Di Jepang

OHM Studi Jepang: Pendaftaran, Informasi & Konsultasi Sekolah ke Jepang

Share pengalaman di Jepang: Puasa di Jepang

Date: June 29, 2015 Categories: Studi di Jepang Tags: , ,

maria~Di negara mayoritas muslim terbesar di dunia; Indonesia, tentu kita tidak terlalu banyak mengalami kesulitan dalam berpuasa. Selain waktu puasa yang lebih singkat dibanding negara-negara di luar Indonesia. Namun, hal tersebut tidak berlaku di negara dengan mayoritas non muslim, salah satunya Jepang. Ternyata berpuasa di Jepang memiliki sisi menarik tersendiri. 

Kebetulan pada Ramadhan 2014 saya berkesempatan merasakan bagaimana melaksanakan ibadah puasa di Jepang. Ibadah puasa dalam masyarakat Jepang dikenal dengan istilah danjiki atau hanshoku. Sebelumnya saya sempat ragu apakah saya mampu menjalankan puasa di tengah musim panas. Karena pada saat itu Ramadhan dilaksanakan pada bulan Juli, tepat pada saat musim panas. Saat itu cuaca berkisar antara 35-37 derajat celcius, bahkan pernah suatu hari cuaca mencapai 39 derajat celcius loh. Pada musim panas, matahari terbit lebih cepat dan tenggelam lebih lama. Hal ini menyebabkan waktu siang lebih panjang dibandingkan malam pada saat musim panas. Pada musim panas, waktu subuh sekitar pukul 03:00 sedangkan waktu magrib/berbuka sekitar 19:20-19:30. Jadi kalau dihitung kurang lebih waktu puasa menjadi 16-17 jam. Lebih lama dari waktu puasa di Indonesia yang hanya kurang lebih 12-13 jam.

Berbeda dengan Indonesia, aktivitas bulan puasa di Jepang juga berjalan normal seperti biasa. Restoran maupun kedai makanan tetap buka dan orang-orang juga bebas makan dan minum di tempat umum.Pada awal puasa karena belum terbiasa saya cukup merasa kewalahan juga terutama saat menahan rasa haus (kebayang musim panas tuh enaknya beli soft cream atau minuman yang dingin :D). Kemudian ada pertanyaan yang cukup menggelitik dari orang Jepang mengenai puasa yaitu “Apakah kamu tidak akan mati kalau terus berpuasa selama itu?” Ada juga orang Jepang yang memberi saran “Jangan keluar ruangan ya, di luar panas sekali nanti kamu pingsan”. Mendengar hal tersebut saya hanya tersenyum dan memberikan penjelasan kepada mereka. 

Namun setelah 1 minggu berjalan sudah mulai terbiasa berpuasa dengan keadaan tersebut. Menjalankan ibadah puasa di negeri dengan mayoritas non muslim tentu memberikan pengalaman dan pemikiran tersendiri mengenai apa itu makna puasa, misalnya kita bisa lebih mempelajari nilai dasar berpuasa yaitu untuk menahan hawa nafsu, emosi, dan lebih menghargai orang lain.

Oleh karena itu, bagi teman-teman yang berpuasa di Indonesia jangan mau kalah sama temen-teman yang berpuasa di luar Indonesia. Dan untuk teman-teman yang berpuasa di luar Indonesia tetap semangat ya walaupun waktu puasanya lebih panjang. Ganbatte kudasai!!

Cerita dari: Maria Gustini

Studi di Jepang TOP10

Sorry. No data so far.

Blog Category

Blog Archive